Sabtu, 29 September 2018

MENGENAL TANAMAN STROBERI BESERTA HAMA DAN PENYAKIT YANG MENYERANG

PENGENALAN TANAMAN STROBERI




Tanaman stroberi merupakan tanaman buah yang memiliki rasa unik. Buah tanaman ini dapat digunakan sebagai olahan berbagai makanan dan minuman. Buah stroberi dapat juga digunakan sebagai penguat cita rasa makanan dan minuman. Tanaman stroberi berasal benua Amerika, yang diperkenalkan oleh seorang ahli botani berasal dari Uni Soviet Nikolai Ivanovich Vavilov pada tahun 1887 sampai tahun 1942. Kemudian tanaman ini menyebar luas ke berbagai Negara dan Benua Eropa dan Asia. Perkembangan dan budidaya tanaman ini telah banyak dilakaukan oleh pakar pertanian Amerika dalam menghasilkan tanaman stroberi varietas baru  sampai pada saat ini. Di Indonesia tanaman ini telah dikenal oleh masyarakat kita pada zaman kolonialisme. Tanaman ini dibawa oleh bangsa Belanda.Hama Tanaman Stroberi.

KLASIFIKASI TANAMAN STROBERI
Menurut Rukmana (1998), sistematika tumbuhan buah strawberry diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom. : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Subdivisi : Angiospermae (berbiji tertutup)
Kelas : Dicotyledonae (biji berkeping satu)
Ordo : Rosales
Famili : Rosaceae
Genus : Fragaria
Spesies. : Fragaria/ananassa Duchesne, disebut strawberry modern atau strawberry komersial.
MORFOLOGI TANAMAN STROBERI



Akar
Sitem perakaran tanaman stroberi adalah berakar tunggang dengan struktur perakaran maliputi pangkal akar, batang akar, ujung akar, bulu akar, dan tudung akar. Akar stroberi terus tumbuh memanjang dan ukurannya relatif besar. Ukuran panjang akar mencapai 100 cm, namun akar tanaman tersebut hanya mampu menembus tanah sedalam 15-45 cm, tergantung dari kesuburan dan kesehatan tanah.
Batang
Tanaman stroberi memiliki batang pendek dan bahkan terlihat seperti tidak memiliki batang. Tumbuh merayap diatas permukaan tanah yang mampu bertahan hidup hingga bertahun-tahun. Terdapat batang utama yang tersusun dengan daun melingkari batang dengan jarak yang sangat rapat. Batang bertekstur lunak dan tidak berkayu serta bersembunyi diantara daun-daun.
Daun
Daun stroberi memiliki tepi bergerigi merupakan daun trifoliate. Tumbuhnya melingkari batang dengan tiga anak daun pada setiap tangkai batang. Pertumbuhan vegetatif daun-daun baru akan tumbuh 8-12 hari dan bertahan hingga 1-3 bulan kemudian mengering.
Bunga
Bunga tanaman stroberi memiliki klopak bunga berjumlah lima, mahkota bunga berjumlah lima, dan 20-35 stamen serta ratusan putik yang menempel di dasar bunga. Bunga yang pertama tumbuh adalah bunga primer dan diikuti dengan bunga sekunder, tersier, dan kuarter.
Buah
Buah stroberi berwarna hijau (muda) sampai merah (tua), ukurannya kecil dan berpori-piri. Memiliki berbagai macam bentuk yang terdiri dari oblate, globose, globose conic, conic, long conic, necked, long wedge dan short wedge. Bentuk buah stroberi yang berbeda-beda dipengaruhi oleh sifat genetiknya.
HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN STROBERI
v  HAMA
1. Kutu daun (Chaetosiphon fragaefolii)
Ø  Ciri-ciri : Kutu berwarna kuning-kuning kemerahan, kecil (1-2 mm), hidup bergerombol di permukaan bawah daun.
Ø  Gejala: pucuk/daun keriput, keriting, pembentukan bunga/buah terhambat.
Ø  Pengendalian: dengan insektisida Fastac 15 EC dan Confidor 200 LC.
2.    Tungau (Tetranychus sp. dan Tarsonemus sp.)
Ø  Ciri-ciri : Tungau berukuran sangat kecil, betina berbentuk oval, jantan berbentuk agak segi tiga dan telur kemerah-merahan.
Ø  Gejala: daun berbercak kuning sampai coklat, keriting, mengering dan gugur.
Ø  Pengendalian: dengan insektisida Omite 570 EC, Mitac 200 EC atau Agrimec 18 EC.
3.    Kumbang penggerek bunga (Anthonomus rubi), kumbang penggerek akar (Otiorhynchus rugosostriatus) dan kumbang penggerek batang (O. sulcatus).
Ø  Gejala: di bagian tanaman yang digerek terdapat tepung.
Ø  Pengendalian: dengan insektisida Decis 2,5 EC, Perfekthion 400 EC atau Curacron 500 EC pada waktu menjelang fase berbunga.
4.    Kutu putih (Pseudococcus sp.)
Ø  Gejala: bagian tanaman yang tertutupi kutu putih akan menjadi abnormal.
Ø  Pengendalian: kimia dengan insektisida Perfekthion 400 EC atau Decis 2,5 EC.
5.    Nematoda (Aphelenchoides fragariae atau A. ritzemabosi)
Ø  Cirri- ciri : hidup di pangkal batang bahkan sampai pucuk tanaman.
Ø  Gejala: tanaman tumbuh kerdil, tangkai daun kurus dan kurang berbulu.
Ø  Pengendalian: dengan nematisida Trimaton 370 AS, Rugby 10 G atau Nemacur 10 G.

v  PENYAKIT
1.      Kapang kelabu (Botrytis cinerea)
Ø  Gejala: bagian buah membusuk dan berwarna coklat lalu mengering.
Ø  Pengendalian: dengan fungisida Benlate atau Grosid 50 SD.
2.      Busuk buah matang (Colletotrichum fragariae Brooks)
Ø  Gejala: bah masak menjadi kebasah-basahan berwarna coklat muda dan buah dipenuhi massa spora berwarna merah jambu.
Ø  Pengendalian: dengan fungisida berbahan aktif tembaga seperti Kocide 80 AS, Funguran 82 WP, Cupravit OB 21.
3.      Busuk rizopus (Rhizopus stolonifer).
Ø  Gejala:
1.      buah busuk, berair, berwarna coklat muda dan bila ditekan akan mengeluarkan cairan keruh;
2.      di tempat penyimpanan, buah yang terinfeksi akan tertutup miselium jamur berwarna putih dan spora hitam.
Ø  Pengendalian: membuang buah yang sakit, pasca panen yang baik dan budidaya dengan mulsa plastik.
4.      Empulur merah (Phytophthora fragariae Hickman)
Ø  Gejala: jamur menyerang akar sehingga tanaman tumbuh kerdil, daun tidak segar, kadang-kadang layu terutama siang hari.
5.      Embun tepung (Sphaetotheca mascularis atau Uncinula necator).
Ø  Gejala: bagian yang terserang, terutama daun, tertutup lapisan putih tipis seperti tepung, bunga akan mengering dan gugur.
Ø  Pengendalian: dengan fungisida Benlate atau Rubigan 120 EC.
6.      Daun gosong (Diplocarpon earliana atau Marssonina fragariae)
Ø  Gejala: Daun berbercak bulat telur sampai bersudut tidak teratur, berwarna ungu tua.
Ø  Pengendalian kimia dengan fungisida Dithane M-45 atau Antracol 70 WP.
7.      Bercak daun
Ø  Penyebab :
1.      Ramularia tulasnii atau Mycosphaerella fragariae,
Gejala: bercak kecil ungu tua pada daun. Pusat bercak berwarna coklat yang akan berubah menjadi putih;
2.      Pestalotiopsis disseminata,
Gejala: bercak bulat pada daun. Pusat bercak berwarna coklat fua dikelilingi bagian tepi berwarna coklat kemerahan atau kekuningan, daun mudah gugur;
3.      Rhizoctonia solani,
Gejala : bercak coklat-hitam besar pada daun.
Pengendalian kimia dengan fungisida bahan aktif tembaga seperti Funguran 82 WP, Kocide 77 WP atau Cupravit OB 21.
8.      Busuk daun (Phomopsis obscurans).
Ø  Gejala: noda bula berwarna abu-abu dikelilingi warna merah ungu, kemudian noda membentuk luka mirip huruf V.
Ø  Pengendalian: dengan Dithane M-45, Antracol 70 WP atau Daconil 75 WP.
9.      Layu vertisillium (Verticillium dahliae)
Ø  Gejala: daun terinfeksi berwarna kekuning-kuningan hingga coklat, layu dan tanaman mati.
Ø  Pengendalian: melalui fumigasi gas dengan Basamid-G.
10. Virus
Ø  Ciri-ciri : Ditularkan melalui serangga aphids atau tungau.
Ø  Gejala: terjadi perubahan warna daun dari hijau menjadi kuning (khlorosis) sepanjang tulang daun atau totol-totol (motle), daun jadi keriput, kaku, tanaman kerdil.
Ø  Pengendalian: menggunakan bibit bebas virus, menghancurkan tanaman terserang, menyemprot pestisida untuk mengendalikan serangga pembawa virus. Pencegahan hama dan penyakit umumnya dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan kebun/tanaman, menanam secara serempak (untuk memutus siklus hidup), menanam bibit yang sehat, memberikan pupuk sesuai anjuran sehingga tanaman tumbuh sehat, melakukan pergiliran tanaman dengan tanaman bukan keluarga Rosaceae dan memangkas bagian tanaman/mencabut tanaman yang sakit. Membudidayakan stroberi dengan mulsa plastik juga akan menekan pertumbuhan hama/penyakit. Khusus untuk penyakit, perbaikan drainase biasanya dapat menurunkan serangan.







Senin, 12 Maret 2018

agrotek.upnjatim.ac.id
www.upnjatim.ac.id
APLIKASI DAN PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DALAM PENGOLAHAN LAHAN
( Mita Nur Mar’atussolihah / 1625010155 )

blue-earth-science-and-technology-55429.jpg

PENGERTIAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ( GIS )
Sistem informasi geografis adalah segala jenis prosedur berbasis manual maupun berbasis computer untuk menyimpan dan memanipulasi data bereferensi geografis. Sistem Informasi Geografis juga dapat diartikan sebagai suatu system informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis, dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospasial, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaaan lahan, sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya.
Perkembangan lmu Pengetahuan dan Teknologi ( IPTEK ) di jaman yang serba modern, menuntut adanya inovasi baru dalam bidang teknologi guna memenuhi kebutuhan manusia dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan adanya Sistem Informasi Geografis sangat membantu untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada saat ini yan dikombinasikan dengan berbagai ilmu terapan seperti geologi, biologi, geoinformatika, kartografi, dll yang tujuannya membantu penggambaran dan pemeliharaan data mengenai ruang geografis.




KOMPONEN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ( GIS )
https://s3.amazonaws.com/libapps/accounts/100172/images/Screen_Shot_2016-11-07_at_9.02.24_AM.png
Terdapat 6 komponen system informasi geografis yaitu :
1.    Manusia
Pada komponen ini manusia berada pada arti orang yang mengoperasikan / menjalankan / menggunakan Sistem Informasi Geografis dalam pekerjaannya. Selain itu, juga subyek yang melakukan pengawasan dalam suatu kgiatan yang menggunakan aplikasi Sistem Informasi Geografis
2.    Aplikasi
Aplikasi adalah suatu prosedur yang digunakan dalam mengolah data menjadi sebuah informasi, misalnya klasifikasi, penjumlahan, tabulasi,dan lain-lain.
3.    Data
Pada komponen ini, data dapat berupa data spasial atau grafis serta data atribut. Data spasial adalah suatu data yang berupa representasi fenomena daripermukaan bumi yang dapat berupa foto udara, citra satelit, koordinat, dan lain sebagainya. Sedangkan data atribut merupakan suatu data yang mempresentasikan aspek deskriptif pada fenomena yang dimodelkan seperti data sesnsus ekonomi / penduduk / pertanian, mengenai jumlah pengangguran, da lain-lain. Data tersebut menjadi informasi penting dan acuan dalam kegiatan penelitian yang berhubungan dengan Sistem Informasi Geografis.
4.    Software
Software merupakan perangkat lunak SIG yang berupa program aplikasi yang mempunyai kemampuan pengolahan, penyimpanan, pemrosesan, analisis, serta penayangan data spasial. Contohnya Arc View, Map Inf, ILWIS, Google Earth.
5.    Hardware
Hardware adalah perangkat keras yang dibutuhkan untuk dapat menjalankan system computer seperti halnya CPU, plotter, digitizer, RAM, hardisk, dan lain sebagainya.
6.    Metode
Metode merupakan langkah, cara, tahapan, yang digunakan dalam pengoperasian system informasi geografi mulai dari awal sampai akhir. Apabila metode yang digunakan benar maka data yang diperoleh valid dan dapat menjadi referensi untuk beberapa kegiatan penelitian.
PEMANFAATAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DALAM PENGOLAHAN LAHAN
Lahan merupakan salah satu komponen utama dalam kegiatan pertanian. Lahan merupakan media tanam bagi tumbuh-tumbuhan, sehingga kualitas lahan sangat menentukan baik buruknya hasil produksi dari tanaman yang ditanam. Setiap wilayah memiliki jenis tanah yang berbeda karakteristik, sehingga jenis tanaman dan usaha untuk meningkatkan kualitas dari tanah di suatu wilayah juga berbeda-beda. Selain itu, kerusakan lahan juga menjadi masalah yang sampai saat ini masih di cari penanganannya. Kerusakan lahan bisa disebabkan oleh banyak factor yaitu, baik dari komponen biotic maupun abiotik.
Berkembangnya teknologi saat ini, mendorong mnculnya berbagai penemuan di bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( IPTEK ) yang bermanfaat dalam konservasi lingkungan hidup. Sstem Informasi Geografis merupakan aplikasi berbasis computer yang bemanfaat untuk mengolah, menyimpan, menganalisis data - data yang bereferensi keruangan goegrafis. Dengan adanya aplikasi Sistem Informasi Geografis diharapkan bisa mengani permasalahan – permasalahan yang ada saat ini.
Pemanfaatan aplikasi Sistem Informasi Geografis dalam pengelolaan dan kelestarian lahan adalah sebagai berikut :
1.    Sistem Informasi Geografis untuk pemetaan lahan
Menurut Buchori ( 2010 ) Sistem Informasi Geografis sering kali didefinisikan sebagai system computer yang digunakan untuk mengelola data keruangan, baik dalam bentuk gambar, peta, tabel, atau keterkaitan diantara ketiganya. Dengan begitu akan diperoleh data yang valid, akurat, dan terpercaya. Hubungan antara pemanfaatan aplikasi Sistem Informasi Geografis dengan pemetaan lahan adalah dengan adanya penginderaaan yang jauh terhadap permukaan bumi, maka akan dihasilkan suatu gambar atau data yang menjelaskan kondisi suatu wilayah termasuk lahan pertaniannya. Dengan begitu kita akan mengetahui bagaimana kondisi lahan pertanian di tiap-tiap wilayah, apakah cocok untuk kegiatan pertanian atau tidak, bisa digunakan untuk pengklasifikasian jenis tanaman yang cocok ditanam di daerah tersebut.
2.    Sistem Informasi Geografis untuk kajian erosi tanah
Kajian erosi tanah diperlukan data – data yang berkaitan dengan factor-faktor penyebab erosi yaitu seperti ( 1 ) data curah hujan harian selama 5 samapi 10 tahun terakhir, ( 2 ) data sifat dan kararkteristik tanah untuk menghitung besarnya erodibilitas tanah, ( 3 ) data panjang dan derajat lereng, ( 4 ) data vegetasi dan pertanaman yang diusahakan, ( 5 ) data tindakan konservasi tanah yang sudah atau sedang dikerjakan pada bidang lahan yang dikaji. Dengan adanya aplkasi Sistem Informasi Geografis, membantu untuk mencari solusi alternative dalam menangani masalah erosi tanah dengan melakukan berbagai perlakuan terhadap tanah atau lahan yang akan di konservasi. Sehingga kualitas dari tanah tersebut akan tetap terjaga, dan juga sebagai upaya dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup.
3.    Sistem Informasi Geografis untuk manajemen tata guna lahan
Pemanfaaatan dan penggunaaan lahan merupakan kajian geografi yang dilakukan dengan penuh pertimbangan dan dilihat dari berbagai sisi. Sistem Informasi Geografis mampu memetakan apa yang ada di luar atau di dalam suatu area. Criteria - kriteria nanti digabungkan sehingga memunculkan irisan – irisan daerah telah diklasifikasikan berdasarkan criteria yang telah ditentukan. Dengan terpetakannya curah hujan, iklim, kondisi tanah, ketinggian, dan keadaan alam, akan membantu penentuan lokasi tanaman, pupuk yang dipakai dan bagaimana proses pengolahan lahan itu sendiri. Sehinggga kita dapat mengetahui apakah lahan tersebut cocok sebagai lahan pertanian atau tidak.
4.    Sistem Informasi Geografis untuk mendeteksi mikroba atau mikroorganisme di dalam tanah
Mikroorganisme yang berada di dalam tanah sangat mempengaruhi kualitas tanah di suatu wilayah. Selain itu juga mempengaruhi hasil produksi pertanian. Salah satu pemanfaatan Sistem Informasi dalam pengelolaan lahan adalah dengan penggunaan GPS yang telah dimodifikasi dan dikombinasikan dengan berbagai ilmu terapan lainnnya yang bermanfaat untuk mendeteksi mikrooorganisme baik yang menguntungkan atau merugikan bagi tanah, Nantinya akan diperoleh data tentang pengklasifikasian dari mikroorganisme tersebut, sehingga data yang telah diperoleh bisa menjadi dasar untuk mengetahui tingkat kemampuan tanah tersebut untuk kegiatan produksi pertanian, mengetahui tipe tanah yang ada di suatu wilayah,  kelayakan tanah tersebut untuk lahan pertanian, serta sebagai dasar dalam mengatasi organisme pengganggu tanaman ( OPT ) yang ada di dalam tanah,


Hasil gambar untuk penginderaan jauh tentang lahanGambar terkait

KESIMPULAN
Sistem Informasi Geografis merupakan suatu system informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis, dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospasial, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaaan lahan, sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya. Aplikasi ini sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari - hari dan bisa di aplikasikan di berbagai bidang seperti pertanian, kedokteran, kehutananan, perairan, kependudukan, industry, dan lain – lain. Adapun pemanfaatan Sistem Informasi Geografis dalam bidang pengolahan lahan seperti untuk pemetaan lahan, kajian erosi tanah, manajemen tata guna lahan, pendeteksi mikroorganisme termasuk organisme penggangu tanaman ( OPT ) yang berada di dalam tanah, dan lain sebagainya. Kita dapat mengetahui bagaimana kondisi tanah atau lahan di suatu wilayah dengan pemodifikasian pada peta gambar yang telah diperoleh dan mengklasifikasikannya menjadi beberapa sub tipe.  Selain itu dengan data yang diperoleh dari Sistem Informasi Geografis ( SIG ) , kita dapat mengetahui jenis tanaman apa yang cocok di tanam di lahan tersebut termasuk pengelolaan dari lahan itu sendiri. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas hasil pertanian, mencegah terjadinya bencana alam, serta menjaga kelestarian lingkungan hidup dan upaya dalam konservasi lahan pertanian yang ada di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Buchori,I.2010.Penggunaan Sistem Informasi ( SIG ) dalam *erencanaan Tata Ruang.Buletin Tata Ruang : Ruang Untukekonomi Masyarakat.badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional. Jakarta halaman : 20-25

MENGENAL TANAMAN STROBERI BESERTA HAMA DAN PENYAKIT YANG MENYERANG

PENGENALAN TANAMAN STROBERI Tanaman stroberi merupakan  tanaman buah yang memiliki rasa unik. Buah tanaman ini dapat digu...